Labels

Wednesday 28 November 2012

Perjuangan Melawan Lupa


Oleh : Wayan Sunarta

Suatu hari, seseorang mengirimi saya anggrek dalam pot. Angrek itu belum berbunga, masih kuncup. Orang misterius itu juga mengirimi saya sebuah buku, berjudul “Memory: Trik Jitu Meningkatkan Daya Ingat” karangan S. Hagwood. Kiriman itu diterima oleh Ibu saya. Saya bertanya siapa yang mengirim? Ibu saya menjawab tidak tahu. Di amplop coklat yang berisi buku tak ada identitas pengirim. Tak juga ada tanda tangan si pengirim di buku itu. Jelas, orang misterius itu mengupah kurir untuk mengirimnya.

Saturday 6 October 2012

“Salvation of the Soul” Nyoman Erawan


Oleh Wayan Sunarta*


Malam itu, 26 Agustus 2012, halaman Tonyraka Fine Art Gallery, Mas, Ubud, Bali, dipenuhi seratusan lebih orang dari berbagai profesi. Tampak hadir sejumlah perupa, kurator, musisi, film maker, penari, kolektor, wartawan, sastrawan, fotografer, dan para pecinta seni. Pikiran mereka seakan disedot oleh “Salvation of the Soul”, sebuah gebrakan mutakhir perupa Nyoman Erawan dalam kancah seni rupa yang carut marut ini. Banyak yang bertanya-tanya, apa gerangan yang akan ditampilkan dalam performance art pembukaan pameran, dan karya-karya terbaru macam apa yang dipamerkan Erawan, setelah sekian tahun menghilang ditelan hiruk pikuk seni rupa tanah air.

Monday 9 July 2012

Tradisi Metuakan di Karangasem




Oleh: Wayan Sunarta


(orang-orang tua metuakan di sebuah warung di Karanagsem)
Pada sebuah sore yang indah, di sebuah warung tuak di Karangasem, sekelompok orang tua duduk melingkar beralaskan tikar. Di tengah-tengah lingkaran terhidang lima botol tuak, sate babi, lawar dan camilan lainnya. Sambil meneguk tuak, mereka tampak asyik bercengkerama tentang padi-padi yang mulai panen, tentang kesibukan para caleg mengobral janji-janji membela rakyat jelata, tentang situasi desa, dan sebagainya.

Di Bawah Lindungan Ida Bhatara Arak Api



Oleh : Wayan Sunarta


(proses membuat arak di Merita, Karangasem)
Ni Nyoman Noti (50) dengan sabar meniup bara di dalam tungku, perapian dari tanah liat, untuk menjaga api agar tetap menyala. Lebih dari tiga jam dia menjerang atau merebus tuak dalam belek, kaleng bekas tempat minyak goreng, yang tampak hitam dan kusam terbungkus jelaga. Di depan, tidak jauh dari belek, tampak jerigen besar yang juga telah kusam. Sebentang pengantang, buluh bambu sepanjang satu setengah meter, menghubungkan lubang belek yang tertutup rapat dengan lubang jerigen besar.

Wednesday 23 May 2012

Suara Akar Ilalang


Suara Akar Ilalang *
Oleh : Wayan ‘Jengki’ Sunarta


Prolog
(Ngamar Sutra, 2010, karya Laksmi Shitaresmi)
Dalam dunia seni rupa, perempuan seringkali hanya menjadi objek (model) untuk karya-karya yang dibuat laki-laki. Dengan mudah kita menemui lukisan atau patung bertema perempuan, terutama dalam pose telanjang (nude). Bagi banyak perupa laki-laki, perempuan adalah pusat keindahan atau sumber inspirasi, oleh karenanya sering dieksploitasi atas nama kesenian. Namun, sesungguhnya perempuan juga memiliki hak untuk menyuarakan dirinya lewat karya-karya seni rupa, meski masih sering dianggap angin lalu.

Monday 30 January 2012

Membaca Mindscape S.Teddy D



Oleh : Wayan Sunarta

S. Teddy D. adalah salah satu perupa kontemporer Indonesia yang selalu gelisah mengritisi dan mengeksplorasi persoalan-persoalan sosial, politik, ekologi, bahkan perang. Pada masa “Orde Baru” dia juga banyak membuat karya yang berisi sindiran terhadap kekuasaan. Pada tahun 2009, lewat pameran parodinya yang cukup fenomenal bertema “Love Tank” di Museum Nasional Singapura, dia menyindir dan mengritisi perang yang terjadi di banyak belahan dunia.