Teks dan foto: Wayan Jengki Sunarta*
 |
(Pria Bali di Bak Mandi karya Wayan Aris Sarmanta) |
Kegiatan melukis atau menggambar di Desa Batuan, Gianyar,
Bali, telah ada sejak zaman kerajaan Bali kuno dan menjadi bagian dari ritual
keagamaan. Hal itu dibuktikan dengan adanya kata “citrakara” (ahli gambar)
dalam Prasasti Batuan, berangka tahun 944 Saka atau 1022 Masehi, ditulis pada
masa Raja Marakata dari Dinasti Warmadewa.
Namun, seni lukis gaya Batuan menemukan eksistensinya dan
makin dikenal secara luas ketika dikoleksi dan dipromosikan oleh antropolog
Margaret Mead dan Gregory Bateson yang sempat melakukan penelitian di Batuan
pada tahun 1930-an. Pada masa itu, tema-tema yang ditampilkan berupa aktivitas
masyarakat Batuan, folklore, dan kisah-kisah pewayangan.