Labels

Monday 9 July 2012

Tradisi Metuakan di Karangasem




Oleh: Wayan Sunarta


(orang-orang tua metuakan di sebuah warung di Karanagsem)
Pada sebuah sore yang indah, di sebuah warung tuak di Karangasem, sekelompok orang tua duduk melingkar beralaskan tikar. Di tengah-tengah lingkaran terhidang lima botol tuak, sate babi, lawar dan camilan lainnya. Sambil meneguk tuak, mereka tampak asyik bercengkerama tentang padi-padi yang mulai panen, tentang kesibukan para caleg mengobral janji-janji membela rakyat jelata, tentang situasi desa, dan sebagainya.

Di Bawah Lindungan Ida Bhatara Arak Api



Oleh : Wayan Sunarta


(proses membuat arak di Merita, Karangasem)
Ni Nyoman Noti (50) dengan sabar meniup bara di dalam tungku, perapian dari tanah liat, untuk menjaga api agar tetap menyala. Lebih dari tiga jam dia menjerang atau merebus tuak dalam belek, kaleng bekas tempat minyak goreng, yang tampak hitam dan kusam terbungkus jelaga. Di depan, tidak jauh dari belek, tampak jerigen besar yang juga telah kusam. Sebentang pengantang, buluh bambu sepanjang satu setengah meter, menghubungkan lubang belek yang tertutup rapat dengan lubang jerigen besar.