Oleh Wayan Sunarta*
Malam itu, 26 Agustus 2012, halaman
Tonyraka Fine Art Gallery, Mas, Ubud, Bali, dipenuhi seratusan lebih orang dari
berbagai profesi. Tampak hadir sejumlah perupa, kurator, musisi, film maker, penari,
kolektor, wartawan, sastrawan, fotografer, dan para pecinta seni. Pikiran
mereka seakan disedot oleh “Salvation of the Soul”, sebuah gebrakan mutakhir
perupa Nyoman Erawan dalam kancah seni rupa yang carut marut ini. Banyak yang
bertanya-tanya, apa gerangan yang akan ditampilkan dalam performance art pembukaan pameran, dan karya-karya terbaru macam
apa yang dipamerkan Erawan, setelah sekian tahun menghilang ditelan hiruk pikuk
seni rupa tanah air.