Oleh:
Wayan Jengki Sunarta
Secara umum, sistem sosial-budaya di Bali
menganut ideologi patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai otoritas utama. Ideologi
ini didoktrinasi dan diwarisi secara turun temurun melalui sistem nilai, norma,
aturan. Bahkan diperkuat dengan mitos, folklore, dan sistem kepercayaan. Di
Bali, lelaki ditempatkan sebagai purusa,
dan perempuan adalah pradana. Purusa
adalah kepala keluarga, pelanjut keturuan dan pewaris tradisi. Pradana hanya
dianggap pelengkap dalam keluarga. Ideologi ini pada akhirnya membentuk
tradisi, budaya, serta sistem sosial yang disadari atau tidak cenderung
merugikan kaum perempuan.