Sajak-sajak Wayan Sunarta
Kasih
sepi
rambah malam
bulan
menglupas
samaran
kalam
bunga
bunga gugur
serangga
kidungkan
kematian
alam
dan
kelelawar
tarikan
tarian purba
sembari mereguk kasih
di
tungku api perapian
kupersembahkan
cinta ilahi
Syair
Mawar
menembang
bayang bayang
senja
telanjang
di
pembaringan ilalang
menguak
dinding masa silam
seakan
melahirkan beribu lakon
yang
belum tuntas dipentaskan
merabas
belukar
menemukan
sekeping bulan
tergantung
di dahan palma
aku
terlalu dungu memahami
warna
mawar antara rerimbun belukar
begitulah
segalanya kulafaskan
satu
diantara beribu warna pelangi
yang
hampir memudar
dan
senja melahirkan beribu wajah
pada
bulan bulan merah
1992
Di
Puncak Gunung Agung
ke
arah mana angin meniup
pucuk
pucuk cemara
membawa
malam pegunungan
dalam
jiwa kembaraku
di
manakah akhir pengembaraan
memburu
musim menjelajah rimba waktu
di
manakah batas akhir perburuan
menyusuri
kegelapan ruang jiwa
yang
tak henti mengemban
dosa
kelahiran
tak
satu pun kutemui kebenaran
hingga
aku bertambah yakin
segala
yang fana
bermuara
padamu juga
1992
Kau
Tak Ada
di
pesisir pantai
desah
buih resah
memeram
sunyi
pasir
galau
di
pusar angin
jiwa
rindu
natap
senja
karena
cuaca
perahu
menuntun
kenanganku
tiba
di dermaga
kau
lambaikan tangan
memanggil
perahuku
kembali
ke haribaan ibu
namun
kau
tak ada
1992
No comments:
Post a Comment